Karya Ilmiah
Karya ilmiah
adalah sebuah tulisan yang berisi suatu permasalahan yang diungkapkan
dengan metode ilmiah; karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Artinya, pengungkapan permasalahan dalam karya ilmiah itu harus
berdasarkan fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional dan
personal, dan disusun secara sistematis dan logis. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia ragam baku dengan memperhatikan
kaidah EYD dan Pembentukan Istilah.
Hakikat karya
ilmiah yaitu
mengemukakan kebenaran
melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten.
Syarat-syarat
seseorang dalam menulis karya
ilmiah memiliki
motivasi dan displin yang
tinggi, kemampuan
mengolah data,
kemampuan berfikir logis
(urut) dan terpadu (sistematis),
dan kemampuan berbahasa.
Sifat karya
ilmiah formal
harus memenuhi syarat:
1. Lugas dan tidak emosional yaitu mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif ,satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. Efisien, hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
1. Lugas dan tidak emosional yaitu mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis, disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif ,satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. Efisien, hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
Tujuan Karya Ilmiah
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi
penulis adalah berikut:
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Karakteristik Karya Ilmiah
Beberapa Karakteristik Karya Ilmiah yang harus di perhatikan :
1. Harus mengacu kepada teori
Karya ilmiah wajib memiliki teori yang
dijadikan sebagai landasan berpikir / kerangka pemikiran / acuan
dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
- Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
- Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
- Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala dari teori yang di ambil
- Digunakan untuk mendukung pendapat penulis karya ilmiah.
2. Berdasarkan fakta yang ada
Setiap informasi dalam kerangka ilmiah
selalu apa adanya, sebenarnya dan konkret benar terjadi.
3. Logis
Artinya setiap keterangna dalam kerangka
ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut
alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
4. Objektif
Artinya dalam kerangka
ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif,
senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.
5. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun
pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara rutin, teratur,
kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut,
dan tertib.
6. Data Valid & Jelas
Baik bentuk maupun isi karangan ilmiah
sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku. serta di
ungkapkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan
orang.
7. Pembahasan yang detail dan
tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus
sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah
harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
8. Disusun dalam Bahasa yang Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku
artinya harus sesuai dengan bahasa yamg dijadikan tolak ukur /
standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
9. Penulisan sesuai dengan aturan standar yang berlaku
Dalam penulisan karya ilmiah aturan
standart yang berlaku di instansi atau nasional harus juga di
perhatikan.
Jenis
Karya Ilmiah
Berdasarkan
tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan atas lima macam,
yaitu:
- Makalah
Makalah
adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara langsung maupun
tidak langsung; dapat berupa kajian pustaka/buku, kajian suatu
masalah, atau analisis fakta hasil observasi.
- Laporan penelitian
Laporan
penelitian merupakan sebuah tulisan yang dibuat setelah seseorang
melakukan penelitian, pengamatan, wawancara, pembacaan buku,
percobaan, dan lain-lain.
- Skripsi
Adapun
skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana
- Tesis
Tesis
ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) untuk memperoleh gelar
magister;
- Disertasi
Disertasi
ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3) untuk memperoleh gelar
doktor.
Cara
Penulisan Karya Ilmiah
- Topik dan Judul
Kegiatan
yang pertama kali dilakukan sebelum menulis adalah menentukan topik.
Hal ini berarti bahwa harus ditentukan terlebih dahulu apa yang akan
dibahas dalam tulisan. Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan
beberapa hal, yaitu:
- topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
- topik itu cukup menarik terutama bagi penulis,
- topik itu dikenal dengan baik,
- bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, dan
- topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Contoh: “Usaha kecil dan menengah”
(terlalu luas)
“Pengembangan usaha kecil dan menengah”
(terbatas)
Setelah
diperoleh topik, dalam pelaksanaannya topik yang dipilih itu harus
dinyatakan dalam suatu judul. Topik ialah pokok pembicaraan dalam
keseluruahan karangan yang akan digarap, sedangkan judul adalah nama,
titel, atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik
mungkin sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak, misalnya dalan
karya sastra. Namun, dalam karya ilmiah judul harus tepat menunjukkan
topiknya. Penentuan judul harus memenuhi beberapa persyaratan, antara
lain:
- judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
- judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh: Pengembangan
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta
( baik)
Usaha
Kecil dan Menengah di Yogyakarta Perlu Dikembangkan (tidak
baik)
- judul diusahakan singkat,
- judul harus dinyatakan secara jelas.
- Abstrak
Abstrak
berisi intisari menyeluruh tentang isi tulisan, mulai dari judul,
tujuan, metode, dan rumusan hasil/temuan. Abstrak ditulis dengan
spasi tunggal. Untuk makalah, abstrak cukup satu paragraf, sedangkan
untuk laporan penelitian terdiri atas tiga paragraf yang
masing-masing memuat hal-hal di atas.
- Kata Pengantar
Kata
pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak
langsung berperan dalam kegiatan penulisan tersebut, dan permintaan
kritik dari pembaca demi perbaikan.
- Pendahuluan
Pendahuluan
berfungsi menyadarkan pembaca akan pentingnya topik yang dibahas
sehingga pembaca merasa perlu mengetahui topik itu lebih jauh dan
pembahasannya. Oleh karena itu, dalam pendahuluan perlu dikemukakan
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat
penelitian.
- Kajian Pustaka dan Kerangka Teoretik
Pengertian
kajian pustaka dan kerangka teoretik itu berbeda. Kajian pustaka
berisi pembahasan tentang kajian-kajian terdahulu yang relevan dengan
topik penelitian, sedangkan kerangka teoretik adalah seperangkat
teori yang dipakai sebagai landasan penelitian. Oleh karena itu,
pemecahan masalah penelitian harus berlandaskan pada teori dan kajian
terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan
permasalahan yang dibahas. Dari kajian itu didapatkan jawaban
sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Jawaban sementara
tersebut biasa disebut hipotesis.
- Metode Penelitian
Setelah
kajian teoretik dirumuskan, langkah selanjutnya adalah merumuskan
metode yang dipakai dalam penelitian. Metode penelitian tersebut
meliputi apa atau siapa yang diteliti, bagaimana memilih sampel dari
populasinya, data apa saja yang harus dikumpulkan dan dengan metode
apa data itu dikumpulkan, teknik analisis data yang manakah yang
digunakan.
- Pembahasan
Bagian
ini berisi analisis, pembahasan, dan pemaknaan data yang yang telah
dikumpulkan. Kelengkapan data yang diperoleh sangat mendukung
kesahihan hasil analisis. Dan, kecermatan analisis dan pemaknaan data
sangat menentukan kualitas hasil kajian.
- Simpulan
Simpulan
merupakan hasil yang diperoleh dari pembahasan masalah sesuai dengan
tujuan penelitian. Oleh karena itu, simpulan harus menjawab
permasalahan dan harus sesuai dengan tujuan.
Teknik
Penulisan Karya Ilmiah
Ketentuan-ketantuan
yang harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah meliputi:
- Penggunaan Kertas
Kertas
yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, berat 80 gram, dan
berukuran kuato (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
- Teknik Pengetikan
1)
Penggunaan Huruf
Naskah
karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times
New Roman 12) dan dengan pita
atau tinta berwarna hitam.
2) Jarak
Spasi
Jarak
antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali abstrak, terusan nama
bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul grafik/gambar, dan
kutipan langsung yang lebih dari empat baris harus diketik dengan
jarak satu spasi. Penulisan antarbaris pada setiap sumber pustaka
diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan penulisan antarsumber
dalam daftar pustaka deketik dengan jarak dua spasi.
3)
Batas Tepi Pengetikan
Batas
tepi pengetikan adalah sebagai berikut.
- Tepi atas : 4 cm
- Tepi bawah : 3 cm
- Tepi kiri : 4 cm
- Tepi kanan : 3 cm
4)
Penulisan Judul, Bab, dan Subbab
Penulisan
judul, bab, subbab, dan anak subbab mengikuti ketentuan berikut ini.
- Judul dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri tanda baca apa pun, dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab ditulis dengan angka romawi.
- Penulisan subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf kapital pada setiap awal kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari batas tepi kiri dan tidak menggunakan garis bawah serta tidak diakhiri tanda baca apa pun.
5)
Penulisan Paragraf Baru
Penulisan
paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima dari tepi kiri atau
dengan sistem lurus, tetapi harus diberi jarak spasi dua kali lipat.
6)
Penulisan Nama
Penulisan
nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh karangan maupun yang
dicantumkan pada daftar pustaka mengikuti ketentuan berikut ini.
- Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis nama pokoknya. Misalnya, “Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya “Sudargo”.
- Pada daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau lebih ditulis nama pokok (belakang), kemudian tanda koma dan diikuti nama depanya. Misalnya, “Ahmad Sudargo” penulisannya menjadi “Sudargo, Ahmad”.
- Pengarang buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
- Pengarang buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang pertama dan diikuti singkatan “dkk.”
- Gelar kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.
7) Penulisan
Tabel dan Grafik
Penulisan
tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut.
- Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.
- Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
- Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
- Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
- Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan penulisan nomor urut grafik menggunakan angka Romawi.
- Sistematika Penomoran
Sistematika
penomoran mengikuti ketentuan berikut.
Penomoran
bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara Pertama:
Sistem
campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), huruf
kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak subbab), huruf kecil
(untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti satu kurung, dan
seterusnya.
Cara kedua
Sistem angka
penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), kemudian
menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Penulisan
Sumber/Referensi
Penulisan
sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya ilmiah
mengikuti ketentuan berikut.
- Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda koma digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Surat
adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi
secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain
(Bratawidjaja, 1995:5).
- Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang diacu.
Contoh:
Menurut
Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk menyampaikan
pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada
pihak yang lain.
Penulisan
Daftar Pustaka
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun daftar pustaka:
(1) daftar
pustaka tidak diberi nomor urut,
(2) daftar
pustka disusun secara alfabetis (menurut abjad),
(3) gelar
penulis tidak dicantumkan.
Daftar
pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan penulisan
publikasi lain.
1)
Buku
Penulisan
buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama
pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat
penerbitan, dan (5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan
tanda “titik”, kecuali di antara tempat penerbitan dan nama
penerbit digunakan tanda “titik dua”. Judul buku dicetak miring
dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata
depan.
- Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang:
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi:
Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.
Ende: Nusa Indah.
- Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang:
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan
Sakura H. Ridwan. 1992. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
- Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang:
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
2)
Artikel
Penulisan
artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama pengarang,
(2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5) volume
atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama
penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama
majalah dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”,
kecuali di antara nama editor dan nama majalah, di antara nama
majalah dan volume atau halaman digunakan tanda “koma”; di antara
tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian
Tindakan dalam Pendidikan”. dalam Diksi,
No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
3) Penerbitan
Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan Organisasi Lainnya
Penulisan
daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah, Lembaga-lembaga ilmiah,
dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga yang
bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3)
judul tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman
Umum Ejaan yang Disempurnakan.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Ragam
Bahasa Ilmiah
Bahasa
Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang digunakan oleh
para cendekiawan untuk mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa
ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut.
- Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
- Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
- Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
- Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
- Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, dan hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
- Hubungan semantis antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
- Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dikemukakan daripada pelaku perbuatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar